LAPORAN
ANALISIS
(Pendapat
Masyarakat Terhadap Pembangunan Bandara Baru)
Dosen
Pembimbing :
Lusi Nur Ardhiani, M.psi
Disusun
Oleh :
150109079
REZTY FAUZIAH NOVIANTY Z
D4
MTU C
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
PRODI
D4 MANAJEMEN TRANSFORTASI UDARA
PROGRAM
STUDY PSIKOLOGI KOMUNIKASI
2015-2016
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tentang “Pendapat
Masyarakat tentang Pembanguanan Bandara Baru” Laporan ini disusun sebagai salah
satu tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. Lusi Nur Ardhiani, M.psi selaku
dosen Psikologi Komunikasi di STTKD Yogyakarta
2. Teman – teman yang telah
memberikan motivasi serta dukungan dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan,
ataupun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penulis
Daftar Isi
Kata
pengantar i
Daftar
isi ii
Bab
I Pendahuluan ............................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2.
Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.3.
Manfaat Penelitian......................................................................... 2
Bab
II Tinjauan Pustaka ....................................................................... 3
Bab
III Isi 5
3.1.
Persiapan 5
3.2.
Pelaksanaan 7
3.3.
Deskrpsi hasil................................................................................. 8
3.4.
Pembahasan 8
1. Pembentukan pola...................................................................... 9
2. Penjodohan pola ........................................................................ 9
Bab
V penutup 19
5.1.
Kesimpulan 19
5.2.
Rekomendasi................................................................................ 19
Daftar
pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
I.a.
Latar Belakang
Pada masa globalisasi ini, dimana
manusia dituntut untuk dapat berpindah tempat beberapa mil jauhnya dalam waktu
yang cepat guna menyelesaikan berbagai aktivitasnya, memunculkan fenomena akan
manusia dengan mobilitas tinggi. Mobilitas ke berbagai penjuru dunia yang
tentunya kini tidak cukup lagi jika dilayani melalui moda transportasi darat
maupun laut karena akan memakan waktu yang cukup lama. Mobilitas tinggi ini
lebih dapat terlayani dengan mudah oleh moda transportasi udara, dengan cara
bepergian terbang dengan melalui bandar udara atau bandara untuk bermobilitas
dengan menggunakan pesawat terbang.
Dalam perkembangannya bandara kini
bukan hanya dinilai sebagai fasilitas bagi transportasi udara. Keberadaan suatu
bandara yang melayani kebutuhan akan moda transportasi udara akan memberi efek
lanjutan bandara sebagai penggerak dan penggiat perekonomian, sehingga bandara
kini ditempatkan sebagai salah satu bagian penting dalam pembangunan suatu
daerah.Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi
di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Dengan luas
3.185,80 km², terbagi dalam lima daerah administrasi. Jumlah penduduk Provinsi
D.I.Yogyakarta tercatat 3.434.534 jiwa.
Untuk
pembayaran proyek bandara baru di kulon progo akan menghabiskan Rp. 1,2
triliun, dana yang tergolong besar lantaran harus membangun bandara di lahan
kosong. Rencananya bandara Kulon Progo akan memiliki terminal seluas 106.500
meter persegi (m2) dengan kapasitas 10 juta penumpang pertahun. Adapun hanggar
seluas 371.125 m2 sanggup menampung 28 unit pesawat.
Pendapat masyarakat tentang
pembangunan bandara baru di Kulon Progo terbagi menjadi tiga pendapat yaitu mendukung,
menolak dan mendukung dengan syarat
I.b. Tujuan
ü Mengetahui
apa pendapat masyarakat kulon progo tentang pembangunan bandara baru.
ü Mengetahui
konflik yang terjadi akibat dari pembangunan bandara baru.
ü Mengetahui
bagaimana perubahan sosial yang terjadi akibat pembangunan bandara baru.
ü Memenuhi
tugas psikolog komunikasi.
I.c. Manfaat
- Penulis
Untuk
menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan sebagai bekal untuk melakukan obsevasi
di kemudian hari. Dan untuk mengetahui penapat masyarakat terhadap dampak dari
pembangunan bandara baru terhadap masyarakat yang terkena relokasi lahan.
- Masyarakat
Untuk
memberikan informasi terhadap masyarakat yang belum mengetahui dampak dari
pembangunan bandara baru.
- Pemerintah
Diharapkan
dapat bermanfaat bagi pemerintah untuk mengambil suatu keputusan dalam
pembangunan bandara yang dapat berdampak terhadap masyarakat.
Diharapkan dapat menyampaikan suara
masyarakkat terhadap pembangunan bandara baru dan diharapkan untuk menyampaikan
aspirasi masyarakat yang meminta ganti rugi terhadap lahan yang terkena
relokasi.
BAB
II
Tinjauan
Pustaka
II.a. Definisi Pendapat
1 pikiran;
anggapan, 2 buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal ,3
orang yang mula-mula menemukan atau menghasilkan (sesuatu yang tadinya belum
ada atau belum diketahui, 4 kesimpulan (sesudah mempertimbangkan,
menyelidiki, dan sebagainya), 5umum kepercayaan dan sikap orang yang
umumnya berkisar pada masalah yang berhubungan dengan fakta dan keinginan;
pendapat sebagian besar masyarakat; opini publik; (KKBI)
II.b. Definisi Masyarakat
sejumlah
manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka
anggap sama; (KKBI)
II.c. Definisi Pembangunan
proses,
cara, perbuatan membangun; (KKBI)
II.d. Bandara
Bandar
udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara
merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat
terbang dapat lepas
landas dan mendarat.
Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas
pacu
namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik
untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut
Annex 14 dari ICAO(International
Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah
area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan
peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk
kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan
definisi bandar udara menurut PT
(persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara,
termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk
menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
BAB III
ISI
III.a. Persiapan
Sebelum
melakukan penelitian peneliti melakukan beberapa persiapan supaya penelitiannya
dapat berjalan dengan baik dan mengghasilkan penelitian yang berguna, untuk
persiapan
ü Tema
Mencari
tema untuk bahan penelitian psikologi itu di putuskan oleh dosen pengampu yaitu
tentang penerbangan.
ü Judul
Mencari
judul untuk bahan penelitian psikologi di diskusikan secara bersama – sama
dikelas dan di dampingi oleh dosen pengampu. Setiap taruna/i dibebaskan untuk
menyampaikan ide untuk melakukan penelitian dan akhirnya di putuskan untuk
mengambil tema yang di sampaikan oleh Taruna Aziz Saputra yaitu “ Pendapat masyarakat terhadap pembangunan
bandara baru” melalui sistem potting.
ü Alat
Alat
yang di gunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Handphone (HP) sebagai
alat perekam dan alat untuk memfoto daerah yang akan di jadikan bandara baru
dan tulisan – tulisan penolakan warga.
ü Subjek dan Objek
Subjek
penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh penelilti. Objek
penelitian adalah obyek yang dijadikan bahan penelitian yang menjadi titik
perhatian suatu penelitan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek nya adalah
Masyarakat yang ada di Kulon Progo dan yang menjadi objek nya adalah Pendapat
masyarakat Kulon Progo mengenai Bandara baru yang akan dibuat.
ü Informan Penelitian
Metode
penelitian ini bersifat kualitatif dan jenis nya kualitatif interaktif, bentuk
penelitian ini bersifat eksplanatori yang artinya menjawab pertanyaan
bagaimana, mengapa dan apa. (yin 1903)
ü Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untukmendapatkan data
dalam suatu penelitian. Pada penelitian
kali ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif maka data yang
diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifikasi. Selanjutnya dijelaskan oleh
sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil
observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan/trinagulasi, dalam penelitian
ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Metode observasi adalah
pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena
sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam
kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung terjun ke lapangan menjadi
partisipan (observer partisipatif) untuk menemukan dan mendapatkan data yang
berkaitan dengan fokus penelitian “Pendapat Masyarakat Terhadap Pembangunan
Bandara Baru”.
2. Wawancara
Dalam teknik
pengumpulan menggunakan wawancara terbagi menjadi tiga yaitu wawancara
terstruktur, wawancara semi-struktur dan wawancara mendalam. Untuk melakukan
penelitian ini peneliti memilih menggunakan wawancara mendalam ini bertujuan
unuk megumpulkan data yang lebih kompleks.
Untuk
menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan
untuk menggunakan alat perekam dan meminta ijin untuk bersedia melakukan
penandatanganan di lembar kesediaan sebagai bukti bahwa informan bersedia
melakukan wawancara tanpa adanya paksaan.
3. Dokumentasi
Untuk mendukung data
yang lebih akurat maka peneliti melakukan dokumtasi dengan menggambil foto aksi
penolakan dan lahan pembangunan bandara baru.
III.b. Pelaksanaan
ü Waktu : Kamis , 07 April 2016, 16.30 sd
17.00 WIB
ü Situasi
: saat pelaksanaan wawancara
berlangsung situasi dirumah tidak terlalu bising karna rumah tidak terlalu
dekat dengan jalan raya, sedang terjadi hujan, dan narasumber dalam keadaan
tegang karna belum pernah di wawancarai.
ü Kendala :
1. Masyarakat
tidak mau menjadi narasumber karena mereka takut kami dari Angkasa Pura dan
mereka takut pendapat mereka di publikasi sehingga menibulkan kontropersi.
2. Ada
warga yang meninggal dunia sehingga banyak masyarakat yang mengurus pemakaman
tersebut.
3. Masyarakat
di kulon progo mayoritas petani sehingga kebanyak pada siang hari sedang berada
dikebun mereka untuk bekerja.
4. Masyarakat
yang tidak mau pendapat mereka untuk direkam.
5. Hasil
rekaman yang kurang jelas karena banyak kendaraan yang berlalu lalang.
6. Hasil
rekaman yang kurang dari 5 menit sehingga saya kembali lagi ke Kulon Progo
untuk melakukan wawancara.
III.c. Deskripsi Hasil
ü Sikap
a)
Menerima
“.....saya
setuju ....” (W.C.12.3)
b) Peduli
terhadap kemajuan Negara
“.....bagus untuk
kemajuan Negara ini.....” (W.C.12.9)
c) Peduli
terhadap generasi penerus bangsa
“.....menambah lowongan
pekerjaan di dunia penerbangan untuk generasi – generasi penerus bangsa...”
(W.C.12.15-16)
d) Lapang
Dada
“.....akan tetapi apa
daya saya harus mengikuti kemauan pemerintah....”(W.C.12.29-30)
ü Hasil
Dari
data wawancara dapat disimpulkan bahwa narasumber termasuk golongan masyarakat
yang setuju tapi bersyarat dan dapat dilihat pada perkataan narasumber :
”euu
harapan saya sebelum di bangun bandara pemerintah dapat ganti rugi sesuai
dengan keinginan masyarakat yaitu tiga kali lipat dengan harga tanah yang
masyarakat miliki, mmm (kelihatan sedang berfikir) kemudian ganti ruginya juga
tepat waktu tidak di tunda – tunda dan untuk pemukiman yang kena gusur juga
bisa diganti dengan rumah lagi sesuai dengan luas rumah yang dimiliki dan untuk
sawah euu dapat diganti dengan yang
sudah disepakati bersama yaitu tiga kali lipat dari harga sawah tersebut.”
(W.C.12.63-70)
III.d. Pembahasan
Dalam pembahasan ini seperti yang
sudah dijelaskan dalam teknik pengumpulan data bahwa penelitian ini bersifat
deskriftif kualitatif maka analisis ini akan mendeskrifsikan atau menggambarkan tentang
penyaringan pendapat masyarakat mengenai pembangunan bandara baru, maka di
buatlah pembentukan pola dan penjodohan pola sebagai berikut :
1.
Pembentukan
Pola
Di dalam pembentukan
pola ini dapat di simpulkan bahwa dampak dari pembangunan bandara baru ini
terbai menjadi dua dampak yaitu dampak positi dan dampak negatif.
Dampak
Positif
|
Dampak
Negatif
|
Kemajuan
Bagi Negara
(kemajuan
dari segi pemerintah)
|
Kerugian
bagi masyarakat
|
Kunjungan
wisatawan asing yang semakin meningkat
|
Adanya
perubahan kultur
|
Terbukanya
lapangan kerja baru
|
Belum
tentu masyarakat yang terkena dampak dapat memiliki pekerjaan di bandara
baru.
|
Timbulnya
peluang usaha – usaha baru khususnya daerah yang dekat dengan bandara
|
Pengangguran
daerah hijau yang lahan nya terkena relokasi pembangunan bandara
|
2. Penjodohan Pola
Dari
pembentukan pola tersebut yang di ambil dari hasil wawancara dapat ditemukan
beberapa dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan bandara tersebut dan itu
menjadi poin penting dalam kegiatan analisi ini.
·
Dampak
Positif 1
Kemajuan
bagi Negara ( Kemajuan dari segi Pemerintah)
Selasa, 10
Mei 2016 16:59 WIB
Pb.BPR Nusamba Temon
PRESIDEN Joko Widodo memberikan sinyal untuk
percepatan pembangunan Bandara Internasional di Kulon Progo, Yogyakarta.
Bandara yang akan menggantikan peran Adisucipto yang sudah overload, dengan
melayani 3,5 juta penumpang, dari kapasitas ideal 1,5 juta itu.
Hal itu terungkap dalam Rapat Terbatas (Ratas) dengan
topik Rencana Pembangunan Bandara di Yogyakarta. "Peningkatan kapasitas di
bandara baru ini akan memberikan dampak dan nilai tambah pada perekonomian
daerah, khususnya DIY dan sekitarnya," ucap Presiden, Senin (9/5).
“Saya mendengar pembangunan Bandara Kulon Progo ini
sudah direncanakan cukup lama. Sudah banyak yang menunggu-nunggu. Tapi di
lapangan kita tahu belum dimulai pengerjaannya,” kata Presiden.
Untuk itu, Presiden ingin mendengar sudah sejauh mana
proses pembangunan bandara ini dan kendala-kendala yang dihadapi. Presiden
menekankan agar semua bergerak cepat untuk menyelesaikan pembangunan
infrastruktur. Karena jika ditunda-tunda lagi, maka infrastruktur Indonesia
akan semakin jauh tertinggal dari negara-negara lain.
Jokowi berpesan agar pembangunan bandara tidak hanya
untuk 5-10 tahun akan datang, tapi kalau bisa sampai 30-50 tahun. "Dan
terintegrsi dengan moda transportasi lainnya, baik bus maupun kereta api,”
tegas Presiden.
Menpar Arief Yahya dan Menhub Ignatius Jonan,
sebelumnya telah meresmikan Bandara Matahora, Wakatobi, Sultra. Dengan
panjangan 2.000 meter, lebar 30 meter, pembangunan bandara dengan biaya 80M itu
sudah siap mengangkut wisatawan dari Jakarta dan Bali.
Sama dengan di Yogja, alasan terkuat membangun
infrastruktur bandara itu untuk memperkuat
aksesibilitas, yang menjadi kelemahan daya saing destinasi nasional.
(RO/OL-2)
·
Dampak
Negatif 1
Kerugian
bagi masyarakat
Jumat
25 maret 2015
www.uzone.id
/ Jalan Pulang Menuju Rumah
....... Sebagai dampak akan dibangunnya
bandara, Bambang Tri Budi Harsono, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Kulon Progo, menegaskan adanya ganti rugi layak yang diatur dalam UU
No. 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah. Namun, warga Kulon Progo tetap
menolak pembangunan bandara tersebut. Menurut Martono, keberadaan bandara tidak
memberikan dampak positif bagi petani walaupun mendapatkan ganti rugi. “Kami
tidak meminta ganti rugi atas lahan kami. Sebab, kami tidak menjualnya kepada
Angkasa Pura dan kami akan tetap mengelolanya,” jelas Martono.
Keberadaan
bandara jelas akan memberikan dampak yang besar kepada para petani di masa
depan. Bambang Suwignyo, anggota LSM Dinamika, mengatakan bahwa kesejahteraan
dan lowongan pekerjaan akan menjadi persoalan utama yang akan dialami oleh
petani. Hilangnya lahan pertanian yang biasa mereka kelola tentu akan
menyebabkan para petani kehilangan pekerjaan. Mengantisipasi hal tersebut,
Angkasa Pura telah memberikan jaminan pekerjaan di bandara. “Namun yang jadi
pertanyaan, lowongan pekerjaan itu nantinya untuk siapa?” ujar Suwignyo.”
......
·
Dampak
Positif 2
Kunjungan
wisatawan asing yang semakin meningkat
Jumat, 2 Oktober 2015 00:20 WIB
.............
DIY perlu
perluasan bandara untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, yang akan
membawa dampak peningkatan perekonomian warga.
Peningkatan
kunjungan wisatawan itu diakui Didik sesuai dengan rencana pemerintah pusat
yang mencanangkan peningkatan angka kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara.
Termasuk DIY yang akan menggenjot kunjungan wisatawan.
Sebelumnya,
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanto mengatakan jumlah kunjungan wisatawan
ke DIY sebanyak 3,3 juta wisatawan pada 2014, yang terdiri dari wisatawan
nusantara 3,09 juta. Sisanya sekitar 254.000 wisatawan asing. Tahun ini, Dinas
Pariwisata memproyeksikan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara naik
menjadi 3,5 juta.
Didik
mengatakan jumlah kunjungan wisatawan akan membawa dampak positif bagi warga
DIY. “Bisa dibayangkan multiplayer efeknya jika wisatawan bawa uang dan dibelanjakan
di Jogja,” ujarnya.
Jika
wisatawan meningkat, tutur Didik, kedepan akan dikembangkan potensi-potensi
wisata di Kulonprogo sampai Gunungkidul, sehingga tidak hanya terpusat di pusat
kota. Rencana itu sudah dibicarakan dalam akselerasi perekonomian dampak dari
bandara baru. Termasuk pelatihan usaha kecil menengah yang ada di sekitar
bandara.
..........
·
Dampak
Negatif 2
Adanya
perubahan kultur
Sabtu,
13 Agustus 2011
Ari Susanto dan Boni Dwi
Pramudyanto
..........
Pembangunan-pembangunan tersebut
juga mengancam nilai budaya dan tradisi Yogya yaitu yang dikhawatirkan merusak
Keraton sebagai kawasan cagar budaya. Sejumlah seniman budaya getol menentang
pendirian mal-mal karena ruang publik masyarakat semakin terdesak. Namun, laju
pembangunan mall di Yogyakarta tersebut seakan tak terbendung. “Malisasi” itu
menyerap uang masyarakat dan menyebabkan gaya hidup konsumerisme, menghilangkan
karakter budaya masyarakat Yogyakarta yang sederhana. Masyarakat kini lebih
bangga belanja di mall dan hipermarket, seperti hasil penelitian Bank Indonesia
yang menyebutkan hanya 2 persen masyarakat perkotaan yang masih suka berbelanja
di pasar tradisional. Label kota budaya semakin kehilangan roh karena ikon seni
budaya semakin lekang dimakan roda zaman. Kini nyaris tidak ada lagi sisi
tradisional bumi Mataram yang dulunya merupakan pusat peradaban Jawa Islam.
Seni budaya klasik seperti tari, pendalangan dan ketoprak hanya sesekali waktu
mejadi hiburan di acara formal. Semangat berkesenian masih bertahan dalam
konteks seni rakyat di piggiran seperti jathilan, srunthul, ketoprak kampung,
dan merti desa.
Dan kelompok Seniman adalah manusia
yang paling kebingungan di kota budaya itu. Setidaknya, sebagian besar seniman
merasa ruang publik Yogyakarta tidak lagi kondusif untuk berekspresi karena
semua sudut kota sudah diokupasi oleh lapak-lapak tenda pedagang kaki lima,
parkir, mall, dan pertokoan. Malioboro, sebagai jantung kota dengan atraksi
seninya sudah tidak kelihatan lagi. Seniman jalanan sebagai ciri khas
Yogyakarta makin terpinggirkan. Anak muda perkotaan cenderung tetarik dengan
berdugem ria di kafe daripada menikmati seni tradisi di kantong budaya yang
memang tidak menyajikan kegemerlapan.
Yogyakarta yang dulu dikenal dengan
nilai-nilai kesederhanaan, tradisional dan santai, kini sudah berubah menjadi
kota dengan hiruk-pikuk manusia dalam irama hidup cepat dalam satu dekade
terakhir. Yogyakarta pun menjadi kota yang tidak rileks dan nyaman. Filsuf dan
Sejarawan Pura Pakualam, Rama Drs Tamdaru Cokrowerdoyo menganalisis perubahan
Yogyakarta itu sebagai bentuk transformasi kebudayaan yang kehilangan Roh budaya
local. Sehingga masyarakat Yogyakarta terancam tecabut dari akarnya.
Kepentingan ekonomi berkuasa, arogansi manusia menggejala, para pejabat tak
punya jiwa sederhana dan lebih mengunggulkan rasio dibanding rasa.
....................
·
Dampak
Positif 3
Terbukanya
lapangan kerja baru
Jumat,
25 Desember 2015 23:01 WIB
AntaraYogya.com
..........
Pimpinan
Proyek Bandara Kulon Progo dari PT Angkasa Pura I Sujiastono mengatakan bahwa
bandara baru membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja, khusus di dalam bandara.
Menurut dia, bandara akan berdampak positif terhadap terbukanya peluang usaha bisnis perhotelan, rumah makan, tempat tinggal, jasa, hingga mendorong pertumbuhan industri dan pariwisata. Artinya, bandara akan menciptakan lapangan pekerjaan yang besar sehingga harapannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan pengangguran berkurang.
"Lapangan pekerjaan di bandara sangat banyak, belum sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja," katanya.
Selain itu, kata Sujiastono mengatakan bahwa dampak pembangunan bandara adalah memacu perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, menarik investor untuk membuka usaha atau industri baru, mempercepat arus lalu lintas manusia, barang dan jasa. Kemudian, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), khususnya Kulon Progo melalaui sektor pariwisata, perdagangan, dan pajak/retribusi.
"Perseroan Terbatas (PT) Angkasa Pura I sebagai pelopor pembangunan bandara akan menjadikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan Kulon Progo pada khususnya dan DIY pada umumnya," katanya.
Selain itu, kata Sujiastono, PT Angkasa Pura I juga melakukan program prioritas CSR pemberdayaan masyarakat kerja sama dengan UGM Yogyakarta.
Menyinggung soal alih profesi bagi masyarakat terkena dampak pembangunan bandara, pihaknya akan memberikan pelatihan tukang, montir, perbengkelan, operator berat, tata boga, pertamanan, dan pengamanan.
"Dampak pembangunan bandara yang dapat terlihat adalah masa kontruksi dan bandara beroperasi. Kami memberikan kesempatkan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat untuk kerja di proyek bandara. Kami juga menyiapkan SDM supaya saat bandara beroperasi, masyarakat menjadi pelaku, bukan sebagai penonton," katanya.
Menurut dia, bandara akan berdampak positif terhadap terbukanya peluang usaha bisnis perhotelan, rumah makan, tempat tinggal, jasa, hingga mendorong pertumbuhan industri dan pariwisata. Artinya, bandara akan menciptakan lapangan pekerjaan yang besar sehingga harapannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan pengangguran berkurang.
"Lapangan pekerjaan di bandara sangat banyak, belum sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja," katanya.
Selain itu, kata Sujiastono mengatakan bahwa dampak pembangunan bandara adalah memacu perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, menarik investor untuk membuka usaha atau industri baru, mempercepat arus lalu lintas manusia, barang dan jasa. Kemudian, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), khususnya Kulon Progo melalaui sektor pariwisata, perdagangan, dan pajak/retribusi.
"Perseroan Terbatas (PT) Angkasa Pura I sebagai pelopor pembangunan bandara akan menjadikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan Kulon Progo pada khususnya dan DIY pada umumnya," katanya.
Selain itu, kata Sujiastono, PT Angkasa Pura I juga melakukan program prioritas CSR pemberdayaan masyarakat kerja sama dengan UGM Yogyakarta.
Menyinggung soal alih profesi bagi masyarakat terkena dampak pembangunan bandara, pihaknya akan memberikan pelatihan tukang, montir, perbengkelan, operator berat, tata boga, pertamanan, dan pengamanan.
"Dampak pembangunan bandara yang dapat terlihat adalah masa kontruksi dan bandara beroperasi. Kami memberikan kesempatkan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat untuk kerja di proyek bandara. Kami juga menyiapkan SDM supaya saat bandara beroperasi, masyarakat menjadi pelaku, bukan sebagai penonton," katanya.
·
Dampak
Negatif 3
Belum
tentu masyarakat yang terkena dampak dapat memiliki pekerjaan di bandara baru.
Jumat
25 maret 2015
www.uzone.id
/ Jalan Pulang Menuju Rumah
...............
Keberadaan bandara jelas akan
memberikan dampak yang besar kepada para petani di masa depan. Bambang
Suwignyo, anggota LSM Dinamika, mengatakan bahwa kesejahteraan dan lowongan
pekerjaan akan menjadi persoalan utama yang akan dialami oleh petani. Hilangnya
lahan pertanian yang biasa mereka kelola tentu akan menyebabkan para petani kehilangan
pekerjaan. Mengantisipasi hal tersebut, Angkasa Pura telah memberikan
jaminan pekerjaan di bandara. “Namun yang jadi pertanyaan, lowongan pekerjaan
itu nantinya untuk siapa?” ujar Suwignyo.
Para petani pun pesimis akan
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan mampu menyejahterakan mereka.
“Rata-rata petani hanya lulusan SD. Tidak mungkin jika kami ditempatkan pada
posisi-posisi strategis seperti pilot,” jelas Agus yang juga merupakan Humas
WTT. Angkasa Pura juga menegaskan bahwa jaminan pekerjaan bagi para
petani Kulon Progo diperuntukkan bagi mereka yang memenuhi kualifikasi. Adapun
yang tidak memenuhi kualifikasi akan mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai kuli
panggul.
·
Dampak
Positif 4
Timbulnya peluang usaha – usaha
baru khususnya daerah yang dekat dengan bandara
Jumat,
25 Desember 2015 23:01 WIB
Antara
yogya.com
...........
Menurut
dia, bandara akan berdampak positif terhadap terbukanya peluang usaha bisnis
perhotelan, rumah makan, tempat tinggal, jasa, hingga mendorong pertumbuhan
industri dan pariwisata. Artinya, bandara akan menciptakan lapangan pekerjaan
yang besar sehingga harapannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan
pengangguran berkurang.
"Lapangan pekerjaan di bandara sangat banyak, belum sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja," katanya.
Selain itu, kata Sujiastono mengatakan bahwa dampak pembangunan bandara adalah memacu perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, menarik investor untuk membuka usaha atau industri baru, mempercepat arus lalu lintas manusia, barang dan jasa.
Kemudian, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), khususnya Kulon Progo melalaui sektor pariwisata, perdagangan, dan pajak/retribusi.
"Perseroan Terbatas (PT) Angkasa Pura I sebagai pelopor pembangunan bandara akan menjadikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan Kulon Progo pada khususnya dan DIY pada umumnya," katanya.
Selain itu, kata Sujiastono, PT Angkasa Pura I juga melakukan program prioritas CSR pemberdayaan masyarakat kerja sama dengan UGM Yogyakarta.
Menyinggung soal alih profesi bagi masyarakat terkena dampak pembangunan bandara, pihaknya akan memberikan pelatihan tukang, montir, perbengkelan, operator berat, tata boga, pertamanan, dan pengamanan.
"Dampak pembangunan bandara yang dapat terlihat adalah masa kontruksi dan bandara beroperasi. Kami memberikan kesempatkan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat untuk kerja di proyek bandara. Kami juga menyiapkan SDM supaya saat bandara beroperasi, masyarakat menjadi pelaku, bukan sebagai penonton," katanya.
"Lapangan pekerjaan di bandara sangat banyak, belum sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja," katanya.
Selain itu, kata Sujiastono mengatakan bahwa dampak pembangunan bandara adalah memacu perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, menarik investor untuk membuka usaha atau industri baru, mempercepat arus lalu lintas manusia, barang dan jasa.
Kemudian, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), khususnya Kulon Progo melalaui sektor pariwisata, perdagangan, dan pajak/retribusi.
"Perseroan Terbatas (PT) Angkasa Pura I sebagai pelopor pembangunan bandara akan menjadikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan Kulon Progo pada khususnya dan DIY pada umumnya," katanya.
Selain itu, kata Sujiastono, PT Angkasa Pura I juga melakukan program prioritas CSR pemberdayaan masyarakat kerja sama dengan UGM Yogyakarta.
Menyinggung soal alih profesi bagi masyarakat terkena dampak pembangunan bandara, pihaknya akan memberikan pelatihan tukang, montir, perbengkelan, operator berat, tata boga, pertamanan, dan pengamanan.
"Dampak pembangunan bandara yang dapat terlihat adalah masa kontruksi dan bandara beroperasi. Kami memberikan kesempatkan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat untuk kerja di proyek bandara. Kami juga menyiapkan SDM supaya saat bandara beroperasi, masyarakat menjadi pelaku, bukan sebagai penonton," katanya.
·
Dampak
Negatif 4
Pengangguran daerah
hijau yang lahan nya terkena relokasi pembangunan bandara
24 Juni 2015
16:18:10
Kompasiana.Com
Kompasiana.Com
............
Hal yang paling mendesak untuk dibahas dan dicarikan
solusi yaitu menyangkut “tergusurnya” mata pencaharian warga setempat.
Pernyataan-pernyataan terkait ancaman pengangguran ini selalu menakutkan,
sekaligus layak diprioritaskan dan ditampung untuk segera dirumuskan langkah
solutif. Kecemasan warga kehilangan tempat mencari nafkah tentu sangat logis.
Terlebih dengan adanya kata-kata masuknya investor (asing)> yang notabene
berkarakter tidak mau tahu bahkan cenderung terkesan sombong dan
sewenang-wenang bisa “mengusir” siapa saja dalam “wilayah kekuasaan proyeknya.”
Dalam kaitan ini, bukan tidak mungkin warga di desa-desa setempat yang tadinya
sehari-hari menggantungkan aktivitas mencari nafkah di lokasi ini, pada suatu
ketikanya diharuskan hengkang (menjadi pengangguran), yang penting ganti rugi
atau ganti untung mereka sudah dibayar impas. Kelakuan atau watak investor
demikian sudah banyak terjadi di mana-mana, tanpa mau mengenal sejarah maupun
cikal bakal lokasi yang menjadi kancah garapannya. Itu sebabnya, sejak awal
proyek pembangunan bandara baru, sebaiknya melibatkan atau mengikutsertakan
masyarakat/warga setempat, diposisikan sesuai bidang kerja dan kemampuannya.
Bahkan jika nantinya bandara baru sudah selesai dan beroperasi, sektor-sektor
maupun bidang kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus bisa diberikan
kesempatan kepada warga setempat ikut mengelolanya supaya mereka tetap bekerja
dan memeroleh nafkah sebagai penunjang hidupnya.
..........
..........
BAB IV
Kesimpulan dan Rekomendasi
IV.a.
Kesimpulan
Dari kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pembangunan bandara baru di kulon progo
menimbulkan konflik antar warga karena memiliki perbedaan pendapat.
2.
Kebanyakan masyarakat menolak
pembangunan bandara baru walaupun ada sebagian yang meerima.
3.
Pendapat Masyarakat dan pemerintah yang
selalu bertentangan sehngga menghambat pembangunan Bandara Baru di Kulon Progo
4.
Akan tetapi walaupun warga menolak
pembangunan bandara tetapi pembangunan bandara akan tetap di lakukan.
IV.b.
Rekomendasi
·
Pemerintah
Diharapkan
untuk kedepannya pemerintah dapat mempertimbangkan lagi apabila akan dilaksanakan lagi pembangunan bandara
jangan sampai membangun bandara di lahan masyarakat untuk mencari kerja dan
tidak di pemukiman penduduk sehingga tidak ada kerugian di pihak masyarakat dan
tidak menghabiskan biaya yang besar untuk membeli lahan.
·
Masyarakat
Diharapkan
agar masyarakat yang terkena dampak relokasi lahan pembangunan bandara baru
untukk di minta partisipasinya dalam proses pembebasan lahan supaya pembangunan
bandara baru bisa cepat dilaksanakan sehingga proses ganti rugipun akan cepat
terlaksanakan, dan diharapkan kepada masyarakat supaya dapat di mengerti bahwa
pembangunan bandara baru ini demi kemajuan negara ataupun Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar