Kamis, 16 Juni 2016



LAPORAN
ANALISIS
(Pendapat Masyarakat Terhadap Pembangunan Bandara Baru)

Dosen Pembimbing :
Lusi Nur Ardhiani, M.psi


Disusun Oleh :
150109079 REZTY FAUZIAH NOVIANTY Z
D4 MTU C

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
PRODI D4 MANAJEMEN TRANSFORTASI UDARA
PROGRAM STUDY PSIKOLOGI KOMUNIKASI
2015-2016 













Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tentang “Pendapat Masyarakat tentang Pembanguanan Bandara Baru” Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1.      Lusi Nur Ardhiani, M.psi selaku dosen Psikologi Komunikasi di STTKD Yogyakarta
2.      Teman – teman yang telah memberikan motivasi serta dukungan dalam penyelesaian laporan penelitian ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik  di masa yang akan datang.




Penulis                


Daftar Isi

Kata pengantar                                                                                        i
Daftar isi                                                                                                 ii
Bab I Pendahuluan ............................................................................... 1
1.1. Latar  Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.3. Manfaat Penelitian......................................................................... 2
Bab II Tinjauan Pustaka ....................................................................... 3
Bab III  Isi                                                                                              5
3.1. Persiapan                                                                                         5
3.2. Pelaksanaan                                                                                     7
3.3. Deskrpsi hasil................................................................................. 8
3.4. Pembahasan                                                                                     8
       1. Pembentukan pola...................................................................... 9
       2. Penjodohan pola ........................................................................ 9
Bab V penutup                                                                                     19
5.1. Kesimpulan                                                                                    19
5.2. Rekomendasi................................................................................ 19
Daftar pustaka
Lampiran

 







BAB I
PENDAHULUAN
I.a. Latar Belakang
Pada masa globalisasi ini, dimana manusia dituntut untuk dapat berpindah tempat beberapa mil jauhnya dalam waktu yang cepat guna menyelesaikan berbagai aktivitasnya, memunculkan fenomena akan manusia dengan mobilitas tinggi. Mobilitas ke berbagai penjuru dunia yang tentunya kini tidak cukup lagi jika dilayani melalui moda transportasi darat maupun laut karena akan memakan waktu yang cukup lama. Mobilitas tinggi ini lebih dapat terlayani dengan mudah oleh moda transportasi udara, dengan cara bepergian terbang dengan melalui bandar udara atau bandara untuk bermobilitas dengan menggunakan pesawat terbang.
Dalam perkembangannya bandara kini bukan hanya dinilai sebagai fasilitas bagi transportasi udara. Keberadaan suatu bandara yang melayani kebutuhan akan moda transportasi udara akan memberi efek lanjutan bandara sebagai penggerak dan penggiat perekonomian, sehingga bandara kini ditempatkan sebagai salah satu bagian penting dalam pembangunan suatu daerah.Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Dengan luas 3.185,80 km², terbagi dalam lima daerah administrasi. Jumlah penduduk Provinsi D.I.Yogyakarta tercatat 3.434.534 jiwa.
            Untuk pembayaran proyek bandara baru di kulon progo akan menghabiskan Rp. 1,2 triliun, dana yang tergolong besar lantaran harus membangun bandara di lahan kosong. Rencananya bandara Kulon Progo akan memiliki terminal seluas 106.500 meter persegi (m2) dengan kapasitas 10 juta penumpang pertahun. Adapun hanggar seluas 371.125 m2 sanggup menampung 28 unit pesawat.
            Pendapat masyarakat tentang pembangunan bandara baru di Kulon Progo terbagi menjadi tiga pendapat yaitu mendukung, menolak dan mendukung dengan syarat
I.b. Tujuan
ü  Mengetahui apa pendapat masyarakat kulon progo tentang pembangunan bandara baru.
ü  Mengetahui konflik yang terjadi akibat dari pembangunan bandara baru.
ü  Mengetahui bagaimana perubahan sosial yang terjadi akibat pembangunan bandara baru.
ü  Memenuhi tugas psikolog komunikasi.
I.c. Manfaat
- Penulis
            Untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan sebagai bekal untuk melakukan obsevasi di kemudian hari. Dan untuk mengetahui penapat masyarakat terhadap dampak dari pembangunan bandara baru terhadap masyarakat yang terkena relokasi lahan.
- Masyarakat
            Untuk memberikan informasi terhadap masyarakat yang belum mengetahui dampak dari pembangunan bandara baru.
- Pemerintah
            Diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah untuk mengambil suatu keputusan dalam pembangunan bandara yang dapat berdampak terhadap masyarakat.
            Diharapkan dapat menyampaikan suara masyarakkat terhadap pembangunan bandara baru dan diharapkan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat yang meminta ganti rugi terhadap lahan yang terkena relokasi.
BAB II
Tinjauan Pustaka

II.a. Definisi Pendapat
1 pikiran; anggapan, 2 buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal ,3 orang yang mula-mula menemukan atau menghasilkan (sesuatu yang tadinya belum ada atau belum diketahui, 4 kesimpulan (sesudah mempertimbangkan, menyelidiki, dan sebagainya), 5umum kepercayaan dan sikap orang yang umumnya berkisar pada masalah yang berhubungan dengan fakta dan keinginan; pendapat sebagian besar masyarakat; opini publik; (KKBI)
II.b. Definisi Masyarakat
sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama; (KKBI)
II.c. Definisi Pembangunan
proses, cara, perbuatan membangun; (KKBI)
II.d. Bandara
Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO(International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".


BAB III
ISI
III.a. Persiapan
            Sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan beberapa persiapan supaya penelitiannya dapat berjalan dengan baik dan mengghasilkan penelitian yang berguna, untuk persiapan
ü  Tema
Mencari tema untuk bahan penelitian psikologi itu di putuskan oleh dosen pengampu yaitu tentang penerbangan.
ü  Judul
Mencari judul untuk bahan penelitian psikologi di diskusikan secara bersama – sama dikelas dan di dampingi oleh dosen pengampu. Setiap taruna/i dibebaskan untuk menyampaikan ide untuk melakukan penelitian dan akhirnya di putuskan untuk mengambil tema yang di sampaikan oleh Taruna Aziz Saputra yaitu “ Pendapat masyarakat terhadap pembangunan bandara baru” melalui sistem potting.
ü  Alat
Alat yang di gunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Handphone (HP) sebagai alat perekam dan alat untuk memfoto daerah yang akan di jadikan bandara baru dan tulisan – tulisan penolakan warga.
ü  Subjek dan Objek
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh penelilti. Objek penelitian adalah obyek yang dijadikan bahan penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek nya adalah Masyarakat yang ada di Kulon Progo dan yang menjadi objek nya adalah Pendapat masyarakat Kulon Progo mengenai Bandara baru yang akan dibuat.
ü  Informan Penelitian
Metode penelitian ini bersifat kualitatif dan jenis nya kualitatif interaktif, bentuk penelitian ini bersifat eksplanatori yang artinya menjawab pertanyaan bagaimana, mengapa dan apa. (yin 1903)
ü  Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untukmendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada  penelitian kali ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifikasi. Selanjutnya dijelaskan oleh sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan/trinagulasi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
1.      Observasi
Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung terjun ke lapangan menjadi partisipan (observer partisipatif) untuk menemukan dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian “Pendapat Masyarakat Terhadap Pembangunan Bandara Baru”.

2.      Wawancara
Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara terbagi menjadi tiga yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-struktur dan wawancara mendalam. Untuk melakukan penelitian ini peneliti memilih menggunakan wawancara mendalam ini bertujuan unuk megumpulkan data yang lebih kompleks.
Untuk menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam dan meminta ijin untuk bersedia melakukan penandatanganan di lembar kesediaan sebagai bukti bahwa informan bersedia melakukan wawancara tanpa adanya paksaan.
3.      Dokumentasi
Untuk mendukung data yang lebih akurat maka peneliti melakukan dokumtasi dengan menggambil foto aksi penolakan dan lahan pembangunan bandara baru.

III.b. Pelaksanaan
ü  Waktu             : Kamis , 07 April 2016, 16.30 sd 17.00 WIB
ü  Situasi             : saat pelaksanaan wawancara berlangsung situasi dirumah tidak terlalu bising karna rumah tidak terlalu dekat dengan jalan raya, sedang terjadi hujan, dan narasumber dalam keadaan tegang karna belum pernah di wawancarai.
ü  Kendala           :
1.      Masyarakat tidak mau menjadi narasumber karena mereka takut kami dari Angkasa Pura dan mereka takut pendapat mereka di publikasi sehingga menibulkan kontropersi.
2.      Ada warga yang meninggal dunia sehingga banyak masyarakat yang mengurus pemakaman tersebut.
3.      Masyarakat di kulon progo mayoritas petani sehingga kebanyak pada siang hari sedang berada dikebun mereka untuk bekerja.
4.      Masyarakat yang tidak mau pendapat mereka untuk direkam.
5.      Hasil rekaman yang kurang jelas karena banyak kendaraan yang berlalu lalang.
6.      Hasil rekaman yang kurang dari 5 menit sehingga saya kembali lagi ke Kulon Progo untuk melakukan wawancara.



III.c. Deskripsi Hasil
ü  Sikap
a)      Menerima
“.....saya setuju ....” (W.C.12.3)
b)      Peduli terhadap kemajuan Negara
“.....bagus untuk kemajuan Negara ini.....” (W.C.12.9)
c)      Peduli terhadap generasi penerus bangsa
“.....menambah lowongan pekerjaan di dunia penerbangan untuk generasi – generasi penerus bangsa...” (W.C.12.15-16)
d)     Lapang Dada
“.....akan tetapi apa daya saya harus mengikuti kemauan pemerintah....”(W.C.12.29-30)
ü  Hasil
Dari data wawancara dapat disimpulkan bahwa narasumber termasuk golongan masyarakat yang setuju tapi bersyarat dan dapat dilihat pada perkataan narasumber :
”euu harapan saya sebelum di bangun bandara pemerintah dapat ganti rugi sesuai dengan keinginan masyarakat yaitu tiga kali lipat dengan harga tanah yang masyarakat miliki, mmm (kelihatan sedang berfikir) kemudian ganti ruginya juga tepat waktu tidak di tunda – tunda dan untuk pemukiman yang kena gusur juga bisa diganti dengan rumah lagi sesuai dengan luas rumah yang dimiliki dan untuk sawah euu dapat diganti dengan  yang sudah disepakati bersama yaitu tiga kali lipat dari harga sawah tersebut.” (W.C.12.63-70)
III.d. Pembahasan
            Dalam pembahasan ini seperti yang sudah dijelaskan dalam teknik pengumpulan data bahwa penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif maka analisis ini akan  mendeskrifsikan atau menggambarkan tentang penyaringan pendapat masyarakat mengenai pembangunan bandara baru, maka di buatlah pembentukan pola dan penjodohan pola sebagai berikut :
1.      Pembentukan Pola
Di dalam pembentukan pola ini dapat di simpulkan bahwa dampak dari pembangunan bandara baru ini terbai menjadi dua dampak yaitu dampak positi dan dampak negatif.

Dampak Positif
Dampak Negatif
Kemajuan Bagi Negara
(kemajuan dari segi pemerintah)
Kerugian bagi masyarakat
Kunjungan wisatawan asing yang semakin meningkat
Adanya perubahan kultur
Terbukanya lapangan kerja baru
Belum tentu masyarakat yang terkena dampak dapat memiliki pekerjaan di bandara baru.
Timbulnya peluang usaha – usaha baru khususnya daerah yang dekat dengan bandara
Pengangguran daerah hijau yang lahan nya terkena relokasi pembangunan bandara
                                              
2.      Penjodohan Pola
Dari pembentukan pola tersebut yang di ambil dari hasil wawancara dapat ditemukan beberapa dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan bandara tersebut dan itu menjadi poin penting dalam kegiatan analisi ini.
·         Dampak Positif 1
Kemajuan bagi Negara ( Kemajuan dari segi Pemerintah)
Selasa, 10 Mei 2016 16:59 WIB
Pb.BPR Nusamba Temon
PRESIDEN Joko Widodo memberikan sinyal untuk percepatan pembangunan Bandara Internasional di Kulon Progo, Yogyakarta. Bandara yang akan menggantikan peran Adisucipto yang sudah overload, dengan melayani 3,5 juta penumpang, dari kapasitas ideal 1,5 juta itu.
Hal itu terungkap dalam Rapat Terbatas (Ratas) dengan topik Rencana Pembangunan Bandara di Yogyakarta. "Peningkatan kapasitas di bandara baru ini akan memberikan dampak dan nilai tambah pada perekonomian daerah, khususnya DIY dan sekitarnya," ucap Presiden, Senin (9/5).
“Saya mendengar pembangunan Bandara Kulon Progo ini sudah direncanakan cukup lama. Sudah banyak yang menunggu-nunggu. Tapi di lapangan kita tahu belum dimulai pengerjaannya,” kata Presiden.
Untuk itu, Presiden ingin mendengar sudah sejauh mana proses pembangunan bandara ini dan kendala-kendala yang dihadapi. Presiden menekankan agar semua bergerak cepat untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur. Karena jika ditunda-tunda lagi, maka infrastruktur Indonesia akan semakin jauh tertinggal dari negara-negara lain.
Jokowi berpesan agar pembangunan bandara tidak hanya untuk 5-10 tahun akan datang, tapi kalau bisa sampai 30-50 tahun. "Dan terintegrsi dengan moda transportasi lainnya, baik bus maupun kereta api,” tegas Presiden.
Menpar Arief Yahya dan Menhub Ignatius Jonan, sebelumnya telah meresmikan Bandara Matahora, Wakatobi, Sultra. Dengan panjangan 2.000 meter, lebar 30 meter, pembangunan bandara dengan biaya 80M itu sudah siap mengangkut wisatawan dari Jakarta dan Bali.
Sama dengan di Yogja, alasan terkuat membangun infrastruktur bandara itu untuk memperkuat aksesibilitas, yang menjadi kelemahan daya saing destinasi nasional. (RO/OL-2)
·         Dampak Negatif 1
Kerugian bagi masyarakat
Jumat 25 maret 2015
www.uzone.id / Jalan Pulang Menuju Rumah

....... Sebagai dampak akan dibangunnya bandara, Bambang Tri Budi Harsono, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, menegaskan adanya ganti rugi layak yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah. Namun, warga Kulon Progo tetap menolak pembangunan bandara tersebut. Menurut Martono, keberadaan bandara tidak memberikan dampak positif bagi petani walaupun mendapatkan ganti rugi. “Kami tidak meminta ganti rugi atas lahan kami. Sebab, kami tidak menjualnya kepada Angkasa Pura dan kami akan tetap mengelolanya,” jelas Martono.
                                                                                
Keberadaan bandara jelas akan memberikan dampak yang besar kepada para petani di masa depan. Bambang Suwignyo, anggota LSM Dinamika, mengatakan bahwa kesejahteraan dan lowongan pekerjaan akan menjadi persoalan utama yang akan dialami oleh petani. Hilangnya lahan pertanian yang biasa mereka kelola tentu akan menyebabkan para petani kehilangan pekerjaan.  Mengantisipasi hal tersebut, Angkasa Pura telah memberikan jaminan pekerjaan di bandara. “Namun yang jadi pertanyaan, lowongan pekerjaan itu nantinya untuk siapa?” ujar Suwignyo.” ......

·         Dampak Positif 2
Kunjungan wisatawan asing yang semakin meningkat
Jumat, 2 Oktober 2015 00:20 WIB
.............
DIY perlu perluasan bandara untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, yang akan membawa dampak peningkatan perekonomian warga.
Peningkatan kunjungan wisatawan itu diakui Didik sesuai dengan rencana pemerintah pusat yang mencanangkan peningkatan angka kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara. Termasuk DIY yang akan menggenjot kunjungan wisatawan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanto mengatakan jumlah kunjungan wisatawan ke DIY sebanyak 3,3 juta wisatawan pada 2014, yang terdiri dari wisatawan nusantara 3,09 juta. Sisanya sekitar 254.000 wisatawan asing. Tahun ini, Dinas Pariwisata memproyeksikan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara naik menjadi 3,5 juta.
Didik mengatakan jumlah kunjungan wisatawan akan membawa dampak positif bagi warga DIY. “Bisa dibayangkan multiplayer efeknya jika wisatawan bawa uang dan dibelanjakan di Jogja,” ujarnya.
Jika wisatawan meningkat, tutur Didik, kedepan akan dikembangkan potensi-potensi wisata di Kulonprogo sampai Gunungkidul, sehingga tidak hanya terpusat di pusat kota. Rencana itu sudah dibicarakan dalam akselerasi perekonomian dampak dari bandara baru. Termasuk pelatihan usaha kecil menengah yang ada di sekitar bandara.
..........
·         Dampak Negatif 2
Adanya perubahan kultur
Sabtu, 13 Agustus 2011
Ari Susanto dan Boni Dwi Pramudyanto
..........
Pembangunan-pembangunan tersebut juga mengancam nilai budaya dan tradisi Yogya yaitu yang dikhawatirkan merusak Keraton sebagai kawasan cagar budaya. Sejumlah seniman budaya getol menentang pendirian mal-mal karena ruang publik masyarakat semakin terdesak. Namun, laju pembangunan mall di Yogyakarta tersebut seakan tak terbendung. “Malisasi” itu menyerap uang masyarakat dan menyebabkan gaya hidup konsumerisme, menghilangkan karakter budaya masyarakat Yogyakarta yang sederhana. Masyarakat kini lebih bangga belanja di mall dan hipermarket, seperti hasil penelitian Bank Indonesia yang menyebutkan hanya 2 persen masyarakat perkotaan yang masih suka berbelanja di pasar tradisional. Label kota budaya semakin kehilangan roh karena ikon seni budaya semakin lekang dimakan roda zaman. Kini nyaris tidak ada lagi sisi tradisional bumi Mataram yang dulunya merupakan pusat peradaban Jawa Islam. Seni budaya klasik seperti tari, pendalangan dan ketoprak hanya sesekali waktu mejadi hiburan di acara formal. Semangat berkesenian masih bertahan dalam konteks seni rakyat di piggiran seperti jathilan, srunthul, ketoprak kampung, dan merti desa.
Dan kelompok Seniman adalah manusia yang paling kebingungan di kota budaya itu. Setidaknya, sebagian besar seniman merasa ruang publik Yogyakarta tidak lagi kondusif untuk berekspresi karena semua sudut kota sudah diokupasi oleh lapak-lapak tenda pedagang kaki lima, parkir, mall, dan pertokoan. Malioboro, sebagai jantung kota dengan atraksi seninya sudah tidak kelihatan lagi. Seniman jalanan sebagai ciri khas Yogyakarta makin terpinggirkan. Anak muda perkotaan cenderung tetarik dengan berdugem ria di kafe daripada menikmati seni tradisi di kantong budaya yang memang tidak menyajikan kegemerlapan.
Yogyakarta yang dulu dikenal dengan nilai-nilai kesederhanaan, tradisional dan santai, kini sudah berubah menjadi kota dengan hiruk-pikuk manusia dalam irama hidup cepat dalam satu dekade terakhir. Yogyakarta pun menjadi kota yang tidak rileks dan nyaman. Filsuf dan Sejarawan Pura Pakualam, Rama Drs Tamdaru Cokrowerdoyo menganalisis perubahan Yogyakarta itu sebagai bentuk transformasi kebudayaan yang kehilangan Roh budaya local. Sehingga masyarakat Yogyakarta terancam tecabut dari akarnya. Kepentingan ekonomi berkuasa, arogansi manusia menggejala, para pejabat tak punya jiwa sederhana dan lebih mengunggulkan rasio dibanding rasa.
....................

·         Dampak Positif 3
Terbukanya lapangan kerja baru
Jumat, 25 Desember 2015 23:01 WIB
AntaraYogya.com
..........
Pimpinan Proyek Bandara Kulon Progo dari PT Angkasa Pura I Sujiastono mengatakan bahwa bandara baru membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja, khusus di dalam bandara.            
Menurut dia, bandara akan berdampak positif terhadap terbukanya peluang usaha bisnis perhotelan, rumah makan, tempat tinggal, jasa, hingga mendorong pertumbuhan industri dan pariwisata. Artinya, bandara akan menciptakan lapangan pekerjaan yang besar sehingga harapannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan pengangguran berkurang.                                               
"Lapangan pekerjaan di bandara sangat banyak, belum sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja," katanya.                                                                
Selain itu, kata Sujiastono mengatakan bahwa dampak pembangunan bandara adalah memacu perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, menarik investor untuk membuka usaha atau industri baru, mempercepat arus lalu lintas manusia, barang dan jasa. Kemudian, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), khususnya Kulon Progo melalaui sektor pariwisata, perdagangan, dan pajak/retribusi.        

"Perseroan Terbatas (PT) Angkasa Pura I sebagai pelopor pembangunan bandara akan menjadikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan Kulon Progo pada khususnya dan DIY pada umumnya," katanya.        
Selain itu, kata Sujiastono, PT Angkasa Pura I juga melakukan program prioritas CSR pemberdayaan masyarakat kerja sama dengan UGM Yogyakarta.
Menyinggung soal alih profesi bagi masyarakat terkena dampak pembangunan bandara, pihaknya akan memberikan pelatihan tukang, montir, perbengkelan, operator berat, tata boga, pertamanan, dan pengamanan. 
"Dampak pembangunan bandara yang dapat terlihat adalah masa kontruksi dan bandara beroperasi. Kami memberikan kesempatkan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat untuk kerja di proyek bandara. Kami juga menyiapkan SDM supaya saat bandara beroperasi, masyarakat menjadi pelaku, bukan sebagai penonton," katanya.
·         Dampak Negatif 3
Belum tentu masyarakat yang terkena dampak dapat memiliki pekerjaan di bandara baru.
Jumat 25 maret 2015
www.uzone.id / Jalan Pulang Menuju Rumah
...............
Keberadaan bandara jelas akan memberikan dampak yang besar kepada para petani di masa depan. Bambang Suwignyo, anggota LSM Dinamika, mengatakan bahwa kesejahteraan dan lowongan pekerjaan akan menjadi persoalan utama yang akan dialami oleh petani. Hilangnya lahan pertanian yang biasa mereka kelola tentu akan menyebabkan para petani kehilangan pekerjaan.  Mengantisipasi hal tersebut, Angkasa Pura telah memberikan jaminan pekerjaan di bandara. “Namun yang jadi pertanyaan, lowongan pekerjaan itu nantinya untuk siapa?” ujar Suwignyo.
Para petani pun pesimis akan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan mampu menyejahterakan mereka. “Rata-rata petani hanya lulusan SD. Tidak mungkin jika kami ditempatkan pada posisi-posisi strategis seperti pilot,” jelas Agus yang juga merupakan Humas WTT. Angkasa Pura  juga menegaskan bahwa jaminan pekerjaan bagi para petani Kulon Progo diperuntukkan bagi mereka yang memenuhi kualifikasi. Adapun yang tidak memenuhi kualifikasi akan mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai kuli panggul.

·         Dampak Positif 4
Timbulnya peluang usaha – usaha baru khususnya daerah yang dekat dengan bandara
Jumat, 25 Desember 2015 23:01 WIB
Antara yogya.com
...........
Menurut dia, bandara akan berdampak positif terhadap terbukanya peluang usaha bisnis perhotelan, rumah makan, tempat tinggal, jasa, hingga mendorong pertumbuhan industri dan pariwisata. Artinya, bandara akan menciptakan lapangan pekerjaan yang besar sehingga harapannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan pengangguran berkurang.      

"Lapangan pekerjaan di bandara sangat banyak, belum sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja," katanya.           

Selain itu, kata Sujiastono mengatakan bahwa dampak pembangunan bandara adalah memacu perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi masyarakat, menarik investor untuk membuka usaha atau industri baru, mempercepat arus lalu lintas manusia, barang dan jasa.        

Kemudian, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), khususnya Kulon Progo melalaui sektor pariwisata, perdagangan, dan pajak/retribusi.

"Perseroan Terbatas (PT) Angkasa Pura I sebagai pelopor pembangunan bandara akan menjadikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan Kulon Progo pada khususnya dan DIY pada umumnya," katanya.        

Selain itu, kata Sujiastono, PT Angkasa Pura I juga melakukan program prioritas CSR pemberdayaan masyarakat kerja sama dengan UGM Yogyakarta.

Menyinggung soal alih profesi bagi masyarakat terkena dampak pembangunan bandara, pihaknya akan memberikan pelatihan tukang, montir, perbengkelan, operator berat, tata boga, pertamanan, dan pengamanan. 

"Dampak pembangunan bandara yang dapat terlihat adalah masa kontruksi dan bandara beroperasi. Kami memberikan kesempatkan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat untuk kerja di proyek bandara. Kami juga menyiapkan SDM supaya saat bandara beroperasi, masyarakat menjadi pelaku, bukan sebagai penonton," katanya.
·         Dampak Negatif 4
Pengangguran daerah hijau yang lahan nya terkena relokasi pembangunan bandara
24 Juni 2015 16:18:10           
Kompasiana.Com
............
Hal yang paling mendesak untuk dibahas dan dicarikan solusi yaitu menyangkut “tergusurnya” mata pencaharian warga setempat. Pernyataan-pernyataan terkait ancaman pengangguran ini selalu menakutkan, sekaligus layak diprioritaskan dan ditampung untuk segera dirumuskan langkah solutif. Kecemasan warga kehilangan tempat mencari nafkah tentu sangat logis. Terlebih dengan adanya kata-kata masuknya investor (asing)> yang notabene berkarakter tidak mau tahu bahkan cenderung terkesan sombong dan sewenang-wenang bisa “mengusir” siapa saja dalam “wilayah kekuasaan proyeknya.” Dalam kaitan ini, bukan tidak mungkin warga di desa-desa setempat yang tadinya sehari-hari menggantungkan aktivitas mencari nafkah di lokasi ini, pada suatu ketikanya diharuskan hengkang (menjadi pengangguran), yang penting ganti rugi atau ganti untung mereka sudah dibayar impas. Kelakuan atau watak investor demikian sudah banyak terjadi di mana-mana, tanpa mau mengenal sejarah maupun cikal bakal lokasi yang menjadi kancah garapannya. Itu sebabnya, sejak awal proyek pembangunan bandara baru, sebaiknya melibatkan atau mengikutsertakan masyarakat/warga setempat, diposisikan sesuai bidang kerja dan kemampuannya. Bahkan jika nantinya bandara baru sudah selesai dan beroperasi, sektor-sektor maupun bidang kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus bisa diberikan kesempatan kepada warga setempat ikut mengelolanya supaya mereka tetap bekerja dan memeroleh nafkah sebagai penunjang hidupnya.  

..........


BAB IV
Kesimpulan dan Rekomendasi
IV.a. Kesimpulan
            Dari kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pembangunan bandara baru di kulon progo menimbulkan konflik antar warga karena memiliki perbedaan pendapat.
2.      Kebanyakan masyarakat menolak pembangunan bandara baru walaupun ada sebagian yang meerima.
3.      Pendapat Masyarakat dan pemerintah yang selalu bertentangan sehngga menghambat pembangunan Bandara Baru di Kulon Progo
4.      Akan tetapi walaupun warga menolak pembangunan bandara tetapi pembangunan bandara akan tetap di lakukan.
IV.b. Rekomendasi
·         Pemerintah
Diharapkan untuk kedepannya pemerintah dapat mempertimbangkan lagi apabila  akan dilaksanakan lagi pembangunan bandara jangan sampai membangun bandara di lahan masyarakat untuk mencari kerja dan tidak di pemukiman penduduk sehingga tidak ada kerugian di pihak masyarakat dan tidak menghabiskan biaya yang besar untuk membeli lahan.
·         Masyarakat
Diharapkan agar masyarakat yang terkena dampak relokasi lahan pembangunan bandara baru untukk di minta partisipasinya dalam proses pembebasan lahan supaya pembangunan bandara baru bisa cepat dilaksanakan sehingga proses ganti rugipun akan cepat terlaksanakan, dan diharapkan kepada masyarakat supaya dapat di mengerti bahwa pembangunan bandara baru ini demi kemajuan negara ataupun Yogyakarta.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar